You need to enable javaScript to run this app.

SMANDA SEHAT Gelar Sosialisasi dan Penyuluhan tentang Skoliosis serta Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan NAPZA di Sekolah

  • Kamis, 17 November 2022
  • admin
  • 0 komentar
SMANDA SEHAT Gelar Sosialisasi dan Penyuluhan tentang Skoliosis serta Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan NAPZA di Sekolah

(15 dan 17 Nov 2022) Warga SMANDA selalu peduli dengan kondisi kesehatan patria SMANDA. Hal tersebut terbukt dari kegiatan yang telah digelar di Aula Sabhayatama Grha SMANDA yang berlangsung pada tanggal 15 November 2022. Materi Skoliosis disampaikan oleh dokter muda yang sangat jelas dalam menyampaikan segala materi yang diberikan. Skoliosis merupakan kondisi tulang belakang melengkung atau menyamping secara tidak normal. Kebanyakan kasus skoliosis terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas. Walaupun kasus ini tergolong ringan, tetap harus diwaspadai dan dianjurkan untuk menjalani X-ray agar mengetahui perkembangnya. Gangguan ini dapat terjadi saat mengalami kondisi, seperti cerebral palsy dan distrofi otot, meski secara umum tidak diketahui.

Pengidap skoliosis dewasa jika tulang belakang melengkung semakin parah akan merasakan sulitnya bernapas, timbulnya rasa nyeri, serta kelainan bentuk pada tulang belakang. Jika terus dibiarkan, mungkin saja kelumpuhan dapat terjadi. Maka dari itu, penanganan perlu dilakukan segera saat masalahnya masih dalam tahap ringan untuk mencegah berbagai komplikasi yang dapat membahayakan.

Sosialisasi kedua merupakan sosialisasi perihal bahaya penyalahgunaan narkoba. Kegiatan ini mengundang secra langsung pemateri yang merupakan kepala BNN Kota Malang, serta mendatangkan langsung penyitas NAPZA untuk berbagi cerita terkait bahaya penggunaan zat adiktif ini. Bananyak pengalaman yang diceritkan sehingga harapannya penyuluhan yang dilakukan memberikan dampak yang signifikan bagi Patria SMANDA. Berdasarkan penjelasan narasumber Penyalahgunaan NAPZA terjadi akibat faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah rasa ingin tahu yang kemudian mencoba dan menjadi kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal bersumber dari lingkungan yang tidak sehat atau berteman dengan pecandu NAPZA. Di Indonesia, kalangan remaja merupakan kelompok yang rentan menyalahgunakan NAPZA. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), remaja rentan menggunakan NAPZA dalam jangka panjang.

Berdasarkan data yang dikeluarkan BNN pada tahun 2019, 28% (2,29 juta) remaja Indonesia diketahui menggunakan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA umumnya terjadi karena rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu, pasien gangguan mental, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia, juga berisiko menyalahgunakan NAPZA, dengan alasan untuk meredakan gejala yang dialami.

Bu Farid Selaku Kepala UKS SMANDA mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi semacam ini sangat bermanfaat untuk memberikan pemahaman bagi seluruh peserta didik, baik tentang Skoliosis dan Penyalahgunaan Narkoba.

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Dra. Fety Susilawatie, M.Pd.

- Kepala Sekolah -

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadirat Allah, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website sekolah ini…

Berlangganan
Banner